Akibatnya, tubuh jadi sulit menyerap mineral tersebut dan meningkatkan risiko kekurangan zat besi. Bila kadar zat besi terlalu rendah, minum teh terlalu banyak bisa membuat kondisi tubuh semakin memburuk.
Hal ini terbuktikan dalam sebuah penelitian yang menjelaskan bahwa tanin dalam teh dapat mengganggu penyerapan zat besi, terutama pada sumber nabati (sayur, kacang-kacangan) daripada sumber hewani (daging, ikan). Oleh sebab itu, orang yang memiliki pola makan vegan perlu memperhatikan jumlah teh yang Anda konsumsi sehari-hari.
Namun, kadar tanin dalam teh bisa berbeda-beda. Ini tergantung pada jenis teh dan proses pembuatannya. Secara umum, minum teh tidak lebih dari 3 cangkir (sekitar 710 milliliter) per hari biasanya aman bagi sebagian besar orang.
Jika Anda memiliki kadar zat besi rendah tetapi ingin tetap minum teh, sebaiknya konsumsi minuman ini di antara waktu makan saja. Dengan begitu, teh tidak akan mengganggu penyerapan zat besi dari makanan saat Anda konsumsi.
Kedua, bahaya minum teh setelah makan dapat memicu gejala kurang darah (anemia). Gejalanya meliputi lesu, lelah, kulit pucat, pusing, dan sakit kepala.
Ketiga, minum teh setelah makan juga menyebabkan gangguan pencernaan, seperti naiknya asam lambung akibat kafein yang terkandung dalam teh. Gejala asam lambung naik meliputi mual, nyeri ulu hati, sensasi terbakar di dada, dan diare. Kondisi ini biasanya muncul saat Anda minum teh dalam keadaan perut kosong.