CarnewsChina pada Jumat (30/5), mengabarkan bahwa dengan adanya penutupan akibat krisis ini, ruang pamer tersebut tidak lagi memajang berbagai kendaraan yang dimiliki oleh BYD.
Dampaknya, lebih dari 1.000 konsumen belum menerima layanan purnajual dan jaminan kendaraan.
Sebagai bentuk tanggungjawab, Luther menyebut BYD telah mengambil langkah positif dengan mengakuisisi beberapa diler di beberapa lokasi tersebut serta melindungi hak-hak karyawan dan konsumen.
"Kami turut prihatin terhadap hal yang menimpa rekanan kami tersebut. Kami pastikan, hal tersebut tidak berpengaruh kepada upaya pemasaran, penjualan dan purnajual kami di Indonesia," imbuhnya.
Qiancheng didirikan pada tahun 2014 dan dengan cepat menjadi mitra strategis utama BYD di Shandong. Grup ini mengoperasikan lebih dari 20 diler dan ruang pamer BYD di seluruh wilayah.
Bahkan, mereka pernah mengklaim bahwa penjualan tahunannya dapat mencapai sebesar 3 miliar yuan (420 juta dolar AS) dan mempekerjakan lebih dari 1.200 staf.
Pada bulan April 2024, Ketua BYD Wang Chuanfu mengunjungi Qiancheng Group di Jinan, yang secara luas ditafsirkan sebagai pengakuan tertinggi atas status mereka sebagai diler inti. Namun, masalah keuangan sudah mulai muncul di balik permukaan.