"Saat ini, tarif AS berada pada level yang belum pernah terjadi dalam satu abad, yang akan mengakibatkan ratusan miliar dolar AS pajak baru yang sebagian besar akan ditanggung oleh perusahaan dan konsumen AS," kata Scott Lincicome, wakil presiden ekonomi umum dan perdagangan di Cato Institute.
Kebijakan perdagangan masih belum pasti dan sistem tarif AS telah berubah, dari yang dulunya sederhana dan transparan menjadi labirin rumit dengan berbagai persyaratan baru. Kondisi ini akan sangat memberatkan pelaku usaha kecil AS yang tidak mampu membayar jasa pengacara dan akuntan mahal, ataupun menanggung beban tarif tinggi dan denda akibat ketidakpatuhan, menurut laporan The Washington Post pada Jumat (1/8), mengutip Lincicome.
Mark Zandi, kepala ekonom di Moody's Analytics, mengatakan bahwa tingkat tarif efektif AS, yang dimulai tahun ini pada angka sedikit di atas 2 persen, tampaknya akan bertahan di kisaran 15 persen dan 20 persen.
"Kerusakan ekonomi akibat tarif semakin meningkat ... Dampaknya akan segera terlihat jelas seiring meningkatnya inflasi dan ketika para pelaku bisnis menyadari bahwa tarif yang lebih tinggi ini akan terus berlaku," kata Zandi dalam artikel di The Washington Post.
"Kendati para ekonom sering tidak sepakat dalam banyak hal, mereka hampir secara universal sepakat bahwa tarif berskala luas, seperti yang sedang diterapkan saat ini, adalah ide yang buruk," kata Zandi.