Stephane Dujarric, juru bicara Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres, berbicara dalam taklimat pers harian di kantor pusat PBB di New York pada 26 Agustus 2020. (Xinhua/Xie E)
Ketegangan di Timur Tengah makin memuncak setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengeluarkan peringatan keras terhadap Iran. Trump menegaskan bahwa setiap serangan yang dilakukan oleh kelompok Houthi di Yaman akan dianggap sebagai tindakan yang dilakukan oleh Iran sendiri, dan akan ada konsekuensi berat bagi Teheran.
Amerika Serikat (AS) telah mengirim dua pesawat pengebom B-52H untuk mensimulasikan pelepasan senjata di atas sekutu NATO; Finlandia. Manuver untuk menggertak Rusia itu dilakukan setelah rudal hipersonik baru Moskow; Oreshnik, menggempur pabrik rudal Ukraina di Kota Dnipro.
Melansir Reuters, Kamis (28/11/2024), lima sumber yang mengetahui hal tersebut menyebut keputusan AS mengizinkan Ukraina menggunakan senjatanya untuk menyerang Moskow tidak akan meningkatkan risiko serangan nuklir. Meskipun ada pernyataan agresif dari Putin.
Korea Utara (Korut) akan mempercepat pembangunan program senjata nuklir untuk menghadapi ancaman negara-negara senjata nuklir yang dianggap bermusuhan.