Meutya juga menyampaikan apresiasi kepada panitia yang dipimpin oleh Inspektur Jenderal Komdigi, atas kerja keras dan dedikasi dalam menyelenggarakan kurban tahun 1446 H. Tahun ini, jumlah hewan kurban yang disalurkan meningkat menjadi 12 ekor sapi, hasil kontribusi gotong royong seluruh sivitas Komdigi.
Selain memuat nilai sosial dan kemanusiaan, Meutya menekankan makna spiritual dari ibadah kurban dengan merujuk pada Surah Ash-Shaffat ayat 102, yang mengisahkan keteladanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail dalam menjalankan perintah Allah SWT.
“Dari kisah itu kita belajar bahwa keimanan sejati tidak diukur dari kata-kata, tetapi dari kesanggupan hati untuk taat tanpa syarat. Kurban mengajarkan ketundukan, pengorbanan, dan kesediaan untuk melepas apa yang paling kita cintai demi memenuhi perintah Allah SWT,” jelasnya.
Ia juga menggarisbawahi bahwa ibadah kurban telah menjadi bagian dari budaya sosial sejak Islam hadir di Nusantara.
“Sejak masa awal Islam di Nusantara, kurban telah menjadi sarana memperkuat solidaritas. Selain sebagai ajaran agama, ini juga merupakan tradisi yang memperkuat budaya tolong-menolong, yang merupakan bagian dari semangat Indonesia,” tegas Meutya.
Mengakhiri sambutannya, Meutya mengajak seluruh pegawai Komdigi untuk terus menanamkan semangat empati dan kepedulian dalam setiap tindakan dan kebijakan. Ia juga berharap pelaksanaan kurban berjalan dengan amanah dan membawa berkah bagi seluruh keluarga besar Komdigi.