Tidak hanya dua menteri, dia pun menyoroti kinerja Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia Bahlil Lahadalia dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian. Menurutnya kehadiran mereka dalam kabinet justru memperpanjang polemik yang berasal dari pemerintahan sebelumnya.
“Kalau kita lihat indikasinya, mereka-mereka ini lebih sibuk membuat keributan demi mendeliver program-program lama. Tapi ya tentu, ini harus melalui investigasi yang lebih dalam,” ujar Syahganda.
Ia menyinggung beberapa isu aktual yang menyertai para menteri tersebut. Bahlil, misalnya, terseret dalam polemik pengelolaan tambang wilayah Raja Ampat yang menuai kritik dari warga lokal dan pegiat lingkungan.
Sementara Tito Karnavian mendapat sorotan tajam dalam polemik pemindahan empat pulau Aceh ke Sumatera Utara yang berdampak pada stabilitas sosial di daerah tersebut.
Di sisi lain, Syahganda juga mempertanyakan arah cepat pemerintahan Prabowo. Menurutnya, Presiden ke-8 itu tampak ingin menggeber ekonomi nasional hingga tumbuh 8 persen.
Namun, ambisi tersebut dianggap tak sejalan dengan visi Menkeu Sri Mulyani yang mematok target moderat di angka 4,5 persen dan Bank Indonesia di 4 persen.
"Kalau saya jadi presiden, pasti saya pecatin. Saya nggak mau dong karena saya yakin bisa 8 persen. Pertumbuhan normal kita saja 5 persen," tegasnya.
Pengamat: Menteri Titipan Jokowi Jadi Beban Bagi Prabowo, Harus Dievaluasi
Misalnya dua menteri titipan Joko Widodo yang kerap menimbulkan kegaduhan yakni Budi Arie Setiadi dan Budi Gunadi Sadikin.